Susah ya jadi cewek umur 20-an, bawaannya udah pengen nikah aja padahal umur baru (atau udah?) 21 tahun. I mean, I can't wait to make plans with my future husband. I can't wait to spend my daily lifetime buying groceries, taking care of our children, nganterin sekolah setiap pagi, ngajakin jalan-jalan ke mall, piknik sekeluarga (me, you, and our children), ngajar sebagai dosen ilmu komunikasi di suatu universitas, bikin kopi buat kamu setiap pagi, nyiapin pakaian kerja, nungguin kamu pulang kerja, nemenin anak belajar, having intimate pillow talk, kemudian hidup bahagia selamanya setiap harinya.
I know life doesn't work that simple and that we have to work our ass off to get that list of things and it's really not easy. Tapi, wajar kan, as a young adult I have plans like that?
Aku nggak mau jadi istri yang sepenuhnya bergantung sama suami. Impian aku sebenernya simple. I want to be that fashionable Mom and wife yang bisa memenuhi keinginan dasarnya sendiri, independently. Misalnya beli tas dan sepatu using my own money, nggak minta-minta terus sama suami. Cooking everyday, kayak bucket list #1 yang tadi udah ditulis di postingan sebelumnya. I want my husband and kids to love my dishes. Jajan di luar boleh aja tapi mereka harus ngefavoritin apapun yang aku masak.
I don't need a very big house to live in. Aku nggak suka rumah yang terlalu luas karena ngebersihinnya susah, terus I don't really like very wide house kenapa ya, soalnya serem ._. Yang penting cukup untuk keluarga kita, nyaman, bersih, terang, dan nggak berhantu (I really mean it). Aku kepingin punya pembantu buat ngebersihin rumah, nyapu, ngepel, nyuci baju, nyetrika (simply because I don't like nyuci baju dan nyetrika), but not to babysit my kids and cook my meals, yang jelas.
Living life kayak Alexandra sama Beno Wicaksono (Divortiare & Twivortiare by Ika Natassa) itu udah keliatannya perfect life banget, loh. Both are having careers dan even though they're really different, they complete each other.
Aku mau punya suami yang berpengetahuan luas, lebih dari aku. Yang bisa ngedongeng buat anaknya (dan aku, tentunya), yang bisa nemenin anaknya tanding sepak bola, ngajarin main musik, nonton bola bareng and having fights about klub favorit siapa yang lebih hebat. As a wife and Mom, I will be busy preparing popcorns and nuts buat nemenin mereka nonton bola di TV, sambil ngomel-ngomel tentang gimana berantakannya ruang keluarga gara-gara mereka grasak-grusuk nontonnya.
I will be very angry to both my husband and son(s), but I will be very happy because I have them in my life.
My husband must be reliable. He has to be able to fix the antena TV yang mencla-mencle, sok-sokan ngutak-ngatik laptop yang rusak hardwarenya entah kenapa, nyetel motor supaya enak dipake (atau mungkin marahin aku yang males banget servis motor), ngelap-lapin mobil keluarga satu-satunya biar nggak malu-maluin, maupun ngajarin anak kita ngerjain peer yang dikumpul besoknya.
I want my husband to be the hero for our children. I want my husband to be the most favorite superhero being told in our children's essays assigned by their teachers in school. I want my husband to be the pride of the family, to be the frontman.
I want my future to not be perfect. I want it to be complex (or complicated) yet I will still be happy of my problems because I know I will not face it alone.
Most importantly, I want my husband to be you.
No comments:
Post a Comment