Jujur aja, akhir-akhir ini saya lagi jarang beribadah (kalau definisi ibadah adalah shalat lima waktu, apalagi membaca Al-Quran). I'm not proud of it, and I don't intend to tell it to everybody, though, because I think what for?
The reason why I write this piece of curhatan is that I miss ibadah. Kangen, kangen merasa rindu sama Yang Maha Kuasa, kangen merasa butuh bicara sama Sang Pencipta. Because, you know lah the feeling of disuruh-suruh ibadah pake ancaman masuk neraka dll? That doesn't work for me (and maybe some other people). Soalnya ya, siapa sih yang suka disuruh-suruh tapi pakai ancaman? Bukannya pengen ngelakuin, malah makin males. Wrong approach.
Bukan berarti saya nggak pernah inget sama Tuhan. Bukan berarti saya mengabaikan Dia. Saya rindu merindukan Dia. Sayangnya, belum ada yang bisa memotivasi saya untuk bertemu dengannya (lagi) lewat shalat. Saya dalam kedudukan di mana saya merasa dengan mengingat-Nya banyak-banyak, saya sudah "bicara" dengan-Nya. I know I need to change that. I know anybody can help me, but only me can change myself.
Satu hal lagi yang bikin saya malah nggak termotivasi untuk jadi lebih rajin beribadah: orang-orang yang suka pamer kebaikannya dan "kedekatannya" dengan Tuhan di social media. I mean, bisa kan bedain mana yang sharing, mana yang pamer?
"Kangen Allah, abis baca Al-Quran hati jadi tenang banget subhanallah :')"
Kayak gitu misalnya. I'm sick reading that line.
Beda sama kalimat-kalimat yang misalnya langsung mengutip Al-Quran. Itu terasa lebih baik. Mengingatkan secara nggak langsung, dan kalo kita ngebaca ya, kita juga jadi beribadah. Kan enak di kedua belah pihak.
Why do you repot-repot ngasitau saya kalo you lagi shalat tahajud? Nggak penting. Totally nonsense to me. Nggak paham.
Saya punya beberapa teman yang ibadahnya jauh lebih rajin daripada saya, dan emang menyenangkan ngobrol sama mereka. Saya jadi termotivasi untuk jadi pribadi yang lebih baik, karena mereka juga baik. Saya jadi ingin hidup lebih teratur, karena mereka terlihat rapi dan tersusun hidupnya, juga akhlaknya.
Tapi ya jauh dalam hati saya, saya ingin jadi rajin. Nggak tau kenapa, di setiap jenjang pendidikan, ada aja yang bikin saya males. Untung kalo di rumah orang tua saya rewel nyuruhin saya shalat. Ngingetin saya juga untuk baca Al-Quran, meskipun nggak sering. At least, they remind me of God.
I have no particular reasons writing this except to express how I feel. I mean no offence to any party whatsoever.
Thank you for reading.
"Kangen Allah, abis baca Al-Quran hati jadi tenang banget subhanallah :')"
Kayak gitu misalnya. I'm sick reading that line.
Beda sama kalimat-kalimat yang misalnya langsung mengutip Al-Quran. Itu terasa lebih baik. Mengingatkan secara nggak langsung, dan kalo kita ngebaca ya, kita juga jadi beribadah. Kan enak di kedua belah pihak.
Why do you repot-repot ngasitau saya kalo you lagi shalat tahajud? Nggak penting. Totally nonsense to me. Nggak paham.
Saya punya beberapa teman yang ibadahnya jauh lebih rajin daripada saya, dan emang menyenangkan ngobrol sama mereka. Saya jadi termotivasi untuk jadi pribadi yang lebih baik, karena mereka juga baik. Saya jadi ingin hidup lebih teratur, karena mereka terlihat rapi dan tersusun hidupnya, juga akhlaknya.
Tapi ya jauh dalam hati saya, saya ingin jadi rajin. Nggak tau kenapa, di setiap jenjang pendidikan, ada aja yang bikin saya males. Untung kalo di rumah orang tua saya rewel nyuruhin saya shalat. Ngingetin saya juga untuk baca Al-Quran, meskipun nggak sering. At least, they remind me of God.
I have no particular reasons writing this except to express how I feel. I mean no offence to any party whatsoever.
Thank you for reading.
No comments:
Post a Comment