Sunday, 23 September 2018

Crazy Rich Asians, A Food for Thought

Picture taken from IMDb

Sekitar akhir tahun 2017 kemarin, akhirnya saya tertarik membaca sebuah novel yang berjudul Crazy Rich Asians. Sebenarnya novel ini sudah terbit sejak tahun 2013, dan cukup menimbulkan kontroversi. Crazy Rich Asians menggambarkan kehidupan (dan gaya hidup) orang-orang super kaya Singapura, yang dikenal dengan istilah HNWI (High Net-Worth Individuals). Menurut novel yang dibuat oleh Kevin Kwan ini, saking kaya dan prestisiusnya, HNWI justru nggak terekspos di Forbes maupun daftar orang terkaya versi manapun. Kalaupun iya, nilai kekayaan yang tercantum biasanya nggak sesuai dengan kekayaan mereka sesungguhnya.

Kadang saya ngerasa beruntung karena nggak perlu lama-lama nunggu sebuah novel diadaptasi ke film. Baca novelnya di akhir 2017, eh Crazy Rich Asians dibuat film dong! Rilis di bulan Agustus, saya harus nunggu sekitar sebulan untuk filmnya tayang di bioskop di Indonesia. Huft, kalo kaya mah pasti udah terbang (atau diundang) di premiere filmnya, ya. Sewa bioskop khusus untuk nonton bersama keluarga, kerabat, dan teman, sambil ngundang cast and crew sekalian. Kalo mau hambur-hambur duit jangan setengah-setengah lah, ya.

Apa? Khayalan saya kurang tinggi? Bhaiiiqqq.

Nonton bersama temen kosan saya (Winda), yang kebetulan penggemar novel itu juga. Asyik sih, jadi kalo ngomentarin nyambung. Kita berdua juga penggemar berat salah satu karakternya, yaitu ASTRID LEONG. Sumpah deh ini perempuan goals banget. Yes, we're both aware that her existence is only an illusion. We don't even know if such persona exist in real life.

Crazy Rich Asians menceritakan kisah cinta Rachel Chu dan Nicholas Young, di mana Rachel ini adalah (((sobat misqin))) dan Nicholas Young (Nick) adalah orang super duper kaya tujuh turunan dan nggak mungkin miskin apapun yang terjadi (kecuali kiamat). Nick lumayan tertutup soal keluarganya, dan dia berencana ngajak Rachel ke Singapura untuk menghadiri pernikahan sohibnya, Colin dan Araminta.

Sisa ceritanya googling aja lah ya, banyak kok.

Apa yang saya suka dari film (dan novel) Crazy Rich Asians ini?

The Casts

Nggak kayak film Hollywood lainnya yang mengadaptasi kisah dari benua lain, film ini berani ngambil orang Asia untuk berperan. Ada sih, bule-bule barat, tapi cuma cameo dan kerjaannya cuma joget-joget di pinggir kolam renang. Sisanya? Full Asians! Ada yang protes sih, karena kelihatannya pemeran film ini diambil dari satu ras tertentu, dan hanya menggambarkan kehidupan kekayaan masyarakat Asia Timur. Ya, gimana ya, keluarga yang diceritakan oleh Kevin Kwan juga kan imigran Singapura yang berasal dari China. Mungkin emang dia pengen nyeritain itu dan taunya itu. Seingat saya, ada konglomerat Indonesia juga yang disebut (dan jadi figuran di film ini), tapi lupa ahahaha.


The Lifestyle

Sebagai sobat misqin Twitter, tentu sangat menarik bisa ngeliat dan tau gimana gaya hidup orang kaya. Meskipun kita nggak tahu rasanya, paling nggak bisa ngintip-ngintip dikit lah. Kehidupan jetset yang tergambar emang cukup bikin ngiler sih. Pelayan/pembantu di mana-mana, naik pesawat first class udah kayak naik Grab bayar pake OVO (maksudnya, murah banget gitu), soiree sesering mungkin, main mahjong, dateng ke klub-klub eksklusif, dan lain-lain.

The Characters

My most favorite character in this movie: definitely Astrid Leong! Perempuan yang memang udah tajir ini tetep ngebuktiin bahwa dia kuat, independen, dan nggak bergantung ke laki-laki. She keeps a low profile, "menurunkan" dirinya demi memenuhi ego suaminya, yang ujung-ujungnya tetep ngerasa terintimidasi. Whay I believe is... Guys, if a woman has loved you, she will love you sincerely, unconditionally, without caring about your state. Perempuan akan menyesuaikan kondisinya dengan suaminya/laki-laki yang ia cintai. Yang perlu dilakukan laki-laki adalah bersungguh-sungguh berusaha untuk kehidupan yang lebih baik. For two strong individuals, this is a war of ego, I think. That's why some people are separated eventually. Not because they stop loving each other, but because one (or even both) of them cannot compromise the ego any longer.

Eleanor Young juga oke banget. Dianggap sebagai "orang luar" oleh keluarga Young, Eleanor nggak akan pernah dianggap cukup pantas untuk Philip (Bapaknya si Nick, sayangnya di filmnya nggak ditampilin). Philip sendiri sebenernya nggak begitu peduli sama usaha keluarganya (?) dan lebih seneng memancing di Australia. Kalau di film, Philip dijelasin lagi ada bisnis di Shanghai kalo nggak salah.


Penggambaran Rachel Chu lebih baik dari yang saya bayangkan. Di novelnya, Rachel kelihatan lebih vulnerable. Adegan permainan mahjong bersama Eleanor emang oke banget sih. Di sini Rachel bisa menunjukkan kekuatannya dia, dan menunjukkan ke Eleanor dirinya yang sebenarnya. The reason why Nicholas Young gets heels over head with this woman. 

Scene Stealer

Namanya juga nonton film, pasti ada scene favorit. Buat saya, adegan favorit adalah PERNIKAHAN ARAMINTA dan COLIN. Mostly not because of the "Can't Help Falling in Love" song or the staring war betweet Rachel and Nick, but because of ARAMINTA'S WEDDING GOWN yang super duper kece banget Ya Allaaah emang luar biasa!!! Nggak ngerti lagi kenapa bisa begitu lucunyaa itu baju huhuhuhu.

Picture taken from IMDb

Overall, menurut saya, Crazy Rich Asians ini adalah film tentang perempuan. Soalnya, penggambarannya tuh lebih banyak dari sudut pandang Rachel, Eleanor, Astrid, Peik Lin, ketimbang dari sudut pandang laki-laki. Penggambaran perempuan yang bisa tetap kuat apapun yang terjadi padanya, bagaimana perempuan bisa mengendalikan rasa sakit yang ia rasakan, pengambilan keputusan, dan lain-lain. Jangan lupa dengan ibunya Rachel yang sanggup membesarkan anaknya seorang diri, di negara adidaya Amerika Serikat. Apapun yang dirasakan Rachel, ibunya merasakan jua. Sakit, senang, sedih, marah. Ibunya pun nggak pernah memaksakan kehendaknya ke Rachel. She understands very well that her daughter only needs time to heal. Rachel is a smart woman, she knows what to do. 

Dan... Jangan lupa quotes paling terkenal dari Astrid Leong.
"It was never my job to make you feel like a man. I can't make you something you're not."

No comments:

Post a Comment